SETTING DAN CONTROL COMPRESSOR SAAT MIXING


Melakukan konfigurasi atau setting sound effect compressor adalah merupakan sebuah proses di dalam  proses mixing dan mastering yang memiliki peranan cukup penting, namun biasanya tidak dianggap terlalu serius oleh kebanyakan sound-engineer pada era digital  dewasa ini.
Berkembangnya sound effect compressor yang telah dilengkapi dengan beragam preset asli pabrik, telah menyebabkan beberapa dari mereka (sound-engineer) menjadi sound-engineer yang pragmatis, dan merasa tidak perlu membuat setting elemen-elemen control compressor yang terdapat di dalamnya, sehingga potensi dari sound effect tersebutpun tidak tereksplorasi dengan baik. Preset-preset asal pabrik yang disediakan oleh sound effect compressor ( dan sound effect- sound effect lain pada umumnya ) memang akan sangat membantu untuk mempersingkat proses mixing dan mastering. Namun hendaknya, preset-preset tersebut selayaknya hanya dianggap sebagai sebuah "starting point", dan jangan dianggap sebagai sebuah setting atau konfigurasi baku yang bisa menyulap hasil rekaman langsung menjadi sangat sempurna.
Keputusan untuk tidak menggantungkan diri sepenuhnya pada preset sound effect compressor (asli pabrik) tersebut, sama sekali bukan berkaitan dengan urusan idealisme. Namun secara logika, hasil rekaman (record) sebuah track audio memang tidak dapat diseragamkan atau digeneralisasi. Kuat dan lemahnya sinyal yang didapat pada saat merekam, jarak dan posisi microphone pada saat merekam, fluktuasi power dari suara vocalist, fluktuasi power dari player pada saat memainkan instrumen, dan banyak hal lainnya, merupakan faktor-faktor yang menjadi alasan utama untuk melakukan konfigurasi, setting dan kustomisasi ( hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa pada umumnya produsen dari sound effect compressor pun menerangkan hal yang demikian ini pada buku manual alat yang diproduksinya ). Dan, untuk dapat melakukan setting, konfigurasi ataupun kustomisasi pada sebuah sound effect compressor, langkah awal yang harus dilakukan adalah memahami konsep serta fungsi dari elemen-elemen control yang terdapat pada masing-masing sound effect tersebut dengan baik.

Elemen-elemen control pada sound effect compressor secara umum


Konsep dasar dari sebuah sound effect compressor adalah sangat bermanfaat untuk menyeimbangkan dynamic range dari sebuah audio. Proses penyeimbangan ini dilakukan dengan cara menaikkan level sinyal yang lemah, dan pada saat yang bersamaan, membatasi level sinyal yang kuat. Berdasarkan konsep yang demikian ini, maka terlepas dari merk dan atau jenis hardware/software plugins sound effect compressor yang digunakan, elemen- elemen control yang  biasa dipergunakan untuk setting atau konfigurasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:


Input

Digunakan untuk menaikkan atau menurunkan level input suara yang masuk kedalam sound effect compresor.

Threshold

Merupakan batas maksimum dari level sinyal yang akan ditoleransi oleh sound effect compressor. Ketika treshold dikonfigurasi -3dB misalnya, maka semua bagian dari sinyal audio yang mencapai level diatas -3dB akan otomatis di kompresi oleh effect tersebut.

Ratio

Merepresentasikan seberapa besar kompresi yang akan dilakukan oleh sound effect compressor. Jika ratio di konfigurasikan 4 : 1 misalnya, maka akan dibutuhkan sinyal input sebesar 4dB untuk menaikkan level output sebesar 1 dB. Atau dengan kata lain: setiap level suara input menyentuh angka 4 dB, level suara output akan bertambah 1 dB.

Attack

Menentukan seberapa cepat compressor akan merespon sinyal yang melebihi threshold, dan mulai melakukan kompresi.

Release (Decay)

Menentukan seberapa cepat sound effect compressor berhenti melakukan kompresi ketika sinyal input telah berada dibawah level treshold yang telah ditentukan.

Hard / Soft Knee

Menentukan cara sound effect compressor bereaksi dan melakukan kompresi, pada saat sinyal telah melebihi threshold. Konfigurasi hard knee mengandung arti bahwa sound effect compressor akan bereaksi dengan cepat dan secara simultan menutup semua sinyal yang melewati batas treshold yang telah ditentukan. Sementara konfigurasi soft knee mengandung arti bahwa sound effect compressor akan diaktifkan secara bertahap untuk membuat hasil kompresi menjadi lebih "smooth".

Make-Up Gain

Digunakan untuk menaikkan gain suara yang telah dikompresi.

Output

Digunakan untuk menaikan volume output dari sound effect compressor.

Pada saat melakukan proses mixing, langkah-langkah umum dalam penggunaan, setting dan konfigurasi sound effect compressor adalah sbb :

Langkah 1 :
Insert effect compressor kedalam channel /track suara yang akan dikompresi


Langkah 2 :
Naik / turunkan level treshold hingga sinyal terkuat dari suara yang ada di channel / track tersebut sedikit menyentuh batas threshold, dengan tujuan agar dapat memicu reaksi dari compressor serta memerintahkannya untuk mulai bekerja.
Langkah 3 :
Atur ratio sesuai dengan karakter sound yang dibutuhkan. Drum dan vocal umumnya memiliki konfigurasi ratio 2:1 hingga 5 :1, bass guitar 4 : 1 , electric guitar antara 2 :1 hingga 8 :1, dst


Langkah 4 :
Kombinasikan ratio dan threshold tersebut untuk mendapatkan hasil output yang terbaik.


Langkah 5 :
Atur kombinasi antara attack dan release, dengan panduan attack yang lebih lambat biasanya dibutuhkan pada saat mixing, mastering atau beberapa keperluan lain. Sementara attack yang cepat umumnya dibutuhkan untuk mengkompresi sound yang memiliki sinyal lebih dinamis atau fluktuatif . Bergantung dari keperluannya, release control pada effect compressor biasanya diatur dengan acuan bahwa semakin lambat, maka akan membuat sound semakin terasa natural.


Langkah 6 :
Atur kombinasi antara make up gain dan output untuk membuat level sinyal tetap rata tanpa membuat bertambahnya noise yang tidak kita kehendaki.


Langkah 7 :
Tentukan pilihan antara hard knee dan soft knee. Elemen tersebut dipilih tergantung dari material sound yang dikerjakan. Hard knee biasanya dipilih untuk sound bass, drums, guitar dan suara-suara perkusif lainnya, sementara soft knee biasanya dipilih untuk kompresi track vocal atau beberapa part dari suara guitar tertentu.
Sebagai tips yang dapat dijadikan referensi untuk konfigurasi audio compressor, konfigurasi yang biasa dipergunakan pada saat mixing, adalah sebagai berikut:

 



Layaknya aturan main utama dari setiap proses mixing dan mastering, tidak ada istilah salah dan benar  atau aturan baku yang harus dituruti. Dengan demikian, langkah-langkah diatas hanyalah merupakan sebuah petunjuk cara setting dan konfigurasi sound effect compressor secara umum saja.
Selamat bereksplorasi.

Sumber : http://chorddigital.blogspot.com/2011/03/setting-dan-control-compressor-saat.html
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "SETTING DAN CONTROL COMPRESSOR SAAT MIXING "

Posting Komentar

Copyright 2009 INERS MUSIC
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates